Flora kalimantan selatan
Dalam usaha menjaga kelestariaan tumbuh-tumbuhan yang
sudah mulai langka telah dikembangkan penanaman tumbuhan langka khas
Kalimantan Selatan di Lingkungan Universitas Lambung mangkurat yang
dikelola oleh fakultas Pertanian.
Wilayah propinsi Kalsel akan akan sumber plasma nutfah dan dianggap sebagai tempat asal dari berbagai tumbuhan seperti :1. Durian ( Duriospesi )
2. Tebu ( Sacharum Officinarum )
3. Kasturi ( Mangifera Delmiana )
4. Rambutan ( Nephelium Lappocum )
Hutan Daratan rendah dan tinggi didominasi oleh spesies :
1. Meranti (Dipterocorpus Spesi )
2. Hopea ( Hopea spesia )
3. Ulin ( Eusideroxlyon )
4. Kempos ( Komposia Spesi )
5. Damar ( Agathis bornensis )
6. Sindor ( Sindora Spesi )
Didaerah hutan tanah bergambut pepohonan utamanya meliputi :
1. Ramin ( Gonostylus Bancadud )
2. Jeluntung ( Dura Spesi )
3. Ebony ( Displyros Spesi )
Didaerah hutan rawa dibagian barat Kalimantan Selatan banyak ditemui
1. Xylopia Spesi :
2. Tarantang ( Comnaperma Spesi )
4. Nipah ( Nipahfruitcans )
Didaerah hutan air payau banyak terdapat :
1. Bakau ( Rhizospora spesi )
2. Prapat ( Soneratia spesi )
3. Api – Api ( Avicenia spesi )
4. Bruguira spesi
Dua spesi rotan yaitu spesi dan Daemonorps adalah tanaman memanjat
terpenting. Tanaman memanjat lainnya adalah ficus spesi. Diatas
pohon-pohon besar di dalam hutan terdapat berbagai anggrek. (Sumber:
Dishut Kalsel)
PRODUKSI BUAH-BUAHAN LOKAL PEDALAMAN KALSEL MENURUN DRASTIS
Banjarmasin,30/3 (ANTARA)- Produksi buah-buahan lokal Pedalaman
Kalimantan Selatan (Kalsel) beberapa tahun belakangan ini mengalami
penurunan drastis lantaran pohon buah-buahan itu tidak banyak yang
dibudidayakan sementara tanaman yang ada sebagian besar sudah tua-tua
dan tidak berproduksi dengan baik lagi.
Wartawan ANTARA yang melakukan perjalanan ke wilayah Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan seperti dilaporkan Minggu memperoleh keterangan dari warga bahwa produksi buah-buahan itu menurun tidak seperti beberapa tahun yang lalu.
“Biasanya saat musim buah seperti sekarang ini, produksi buah-buahan lokal melimpah, seakan tak ada harganya lagi, tetapi sekarang produksi yang ada jumlahnya sedikit, akhirnya buah-buahan lokal itu berharga mahal,”kata Nahlian Noor menuturkan.
Nahlian Noor yang dikenal sebagai pedagang buah di kawasan tersebut mengakui untuk memperoleh buah-buahan dengan jumlah besar untuk dibawa ke kota sekarang sudah sulit sekali, untuk kebutuhan masyarakat setempat saja hampir tak mencukupi apalagi harus dibawa ke luar daerah.
Sebagai contoh buah Pampakin (sejenis durian warna kuning kemerahan) sekarang satu biji sudah seharga antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu di tempat, walau harganya dinilai cukup mahal tetapi kalau dijual di kawasan ini saja sudah rebutan karena produksinya yang sedikit itu.
Padahal tahun-tahun sebelumnya produksi buah Pampakin selalu saja memludak dan banyak dibawa ke Banjarmasin serta kota-kota lain di Kalsel, bahkan dibawa ke Balikpapan dan Samarinda (Kaltim).
Menurunnya produksi buah lokal tersebut karena banyak pohon buah itu tidak dipelihara dengan baik, apalagi dibudidayakan dengan pembibitan yang baru sama sekali hampir tak pernah terlihat lagi.
Bahkan banyak pohon buah lokal yang berpohon besar bukannya dipelihara melainkan justru ditebang karena kayu dari pohon buah ternyata belakangan laku dijual untuk dibuat bahan bangunan seperti papan, kasau, gelagar, dan kayu gergajian yang lain.
Selain itu kayu pohon buah lokal ini juga laku dijual ke berbagai perusahaan vener (bahan pelapis plywood) dengan harga yang menggiurkan, akhirnya banyak warga pemilik buah-buahan lokal tidak mau repot memelihara pohon itu, tetapi dijual dengan harga mahal ke berbagai perusahaan itu, kata seorang warga yang lain.
Di Pedalaman Kalsel, khususnya di kaki Pegunungan Meratus Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) serta Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dikenal sebagai sentra buah-buahan lokal Kalsel.
Kawasan ini setiap musim buah memproduksi buah lokal seperti tiwadak (cempedak), durian yang kalau di kawasan setempat terdapat sekitar 30 spicies durian, rambutan sekitar 40 spicies, dan mangga-manggaan yang juga puluhan spicies.
Jenis buah yang biasanya selalu melimpah, adalah langsat terdapat beberapa spicies,rambai beberapa spicies.
Di kawasan tersebut terdapat beberapa jenis buah lokal yang khas dan unik, seperti lahung sejenis durian tetapi durinya panjang-panjang dan lancip warna kulit merah kehitaman, bentuknya bulat dan rasanya sangat khas. Buah lahung kebanyakan dipergunakan sebagai penyedap penganan.
Kemudian juga ada buah maritam, mungkin pamily rambutan tetapi tidak berbulu, kulitnya keras warna kulit hijau kemerahan, rasanya seperti rambutan.
Buah khas lain yang berdasarkan data terdapat di Kalsel tetapi terus menurun populasinya adalah Kasturi (Mangifera casturi), Hambuku (Mangifera spp), Hambawang (Mangifera foetida), Pampakin (Durio kutejensis), Mundar (Garcinia spp), Pitanak (Nephelium spp), Tarap (Arthocarpus rigitus), Kopuan (Arthocarpus spp), Gitaan (Leukconitis corpidae), serta Rambai (Sonneratia caseolaris)
Wartawan ANTARA yang melakukan perjalanan ke wilayah Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan seperti dilaporkan Minggu memperoleh keterangan dari warga bahwa produksi buah-buahan itu menurun tidak seperti beberapa tahun yang lalu.
“Biasanya saat musim buah seperti sekarang ini, produksi buah-buahan lokal melimpah, seakan tak ada harganya lagi, tetapi sekarang produksi yang ada jumlahnya sedikit, akhirnya buah-buahan lokal itu berharga mahal,”kata Nahlian Noor menuturkan.
Nahlian Noor yang dikenal sebagai pedagang buah di kawasan tersebut mengakui untuk memperoleh buah-buahan dengan jumlah besar untuk dibawa ke kota sekarang sudah sulit sekali, untuk kebutuhan masyarakat setempat saja hampir tak mencukupi apalagi harus dibawa ke luar daerah.
Sebagai contoh buah Pampakin (sejenis durian warna kuning kemerahan) sekarang satu biji sudah seharga antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu di tempat, walau harganya dinilai cukup mahal tetapi kalau dijual di kawasan ini saja sudah rebutan karena produksinya yang sedikit itu.
Padahal tahun-tahun sebelumnya produksi buah Pampakin selalu saja memludak dan banyak dibawa ke Banjarmasin serta kota-kota lain di Kalsel, bahkan dibawa ke Balikpapan dan Samarinda (Kaltim).
Menurunnya produksi buah lokal tersebut karena banyak pohon buah itu tidak dipelihara dengan baik, apalagi dibudidayakan dengan pembibitan yang baru sama sekali hampir tak pernah terlihat lagi.
Bahkan banyak pohon buah lokal yang berpohon besar bukannya dipelihara melainkan justru ditebang karena kayu dari pohon buah ternyata belakangan laku dijual untuk dibuat bahan bangunan seperti papan, kasau, gelagar, dan kayu gergajian yang lain.
Selain itu kayu pohon buah lokal ini juga laku dijual ke berbagai perusahaan vener (bahan pelapis plywood) dengan harga yang menggiurkan, akhirnya banyak warga pemilik buah-buahan lokal tidak mau repot memelihara pohon itu, tetapi dijual dengan harga mahal ke berbagai perusahaan itu, kata seorang warga yang lain.
Di Pedalaman Kalsel, khususnya di kaki Pegunungan Meratus Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) serta Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dikenal sebagai sentra buah-buahan lokal Kalsel.
Kawasan ini setiap musim buah memproduksi buah lokal seperti tiwadak (cempedak), durian yang kalau di kawasan setempat terdapat sekitar 30 spicies durian, rambutan sekitar 40 spicies, dan mangga-manggaan yang juga puluhan spicies.
Jenis buah yang biasanya selalu melimpah, adalah langsat terdapat beberapa spicies,rambai beberapa spicies.
Di kawasan tersebut terdapat beberapa jenis buah lokal yang khas dan unik, seperti lahung sejenis durian tetapi durinya panjang-panjang dan lancip warna kulit merah kehitaman, bentuknya bulat dan rasanya sangat khas. Buah lahung kebanyakan dipergunakan sebagai penyedap penganan.
Kemudian juga ada buah maritam, mungkin pamily rambutan tetapi tidak berbulu, kulitnya keras warna kulit hijau kemerahan, rasanya seperti rambutan.
Buah khas lain yang berdasarkan data terdapat di Kalsel tetapi terus menurun populasinya adalah Kasturi (Mangifera casturi), Hambuku (Mangifera spp), Hambawang (Mangifera foetida), Pampakin (Durio kutejensis), Mundar (Garcinia spp), Pitanak (Nephelium spp), Tarap (Arthocarpus rigitus), Kopuan (Arthocarpus spp), Gitaan (Leukconitis corpidae), serta Rambai (Sonneratia caseolaris)
ramania
pampakin
buah kapul
Buah Kasturi
Buah Kasturi (Mangefera Delmiyana Kasturi) buah jenis mangga-manggaan
yang hanya ada di Kalsel, dan menjadi maskot Kalsel bidang flora , buah
ini rasanya manis dan khas, baunya menyengat, warna kulit merah
kehitaman kalau matang dan hijau bila mentah, warna isi kuning keemasan.
Buah Kuwini
Buah Kuwini (Mangefera kuwini) buah khas Kalimantan rasanya sangat manis dan aromanya menyengat
buah katapi
buah katapi, selain dimakan begitu saja katapi juga biasa bahan untuk pembuatan sambal terasi, agar sambal lebih enak
Limau
Limau (jeruk) Sungai Madang, buah unggulan Kalsel yang banyak diantar
pulaukan ke Jawa dan Daerah lain di Tanah Air, jeruk ini dengan nama
Jeruk Siam Banjar
buah gambis/tuu dari pohon rotan

Ada istilah mabuk kepayang, yaitu kalau memakan buah kepayang maka
keenakan sehingga mabuk memakannya, inilah yang namanya buah kepayang
yang berada di Desa Inan, Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan

Buah lahung
Buah lahung, sejenis durian tapi durinya panjang dan lancip wanra
kulit dan duri merah kehitaman , rasanya enak biasanya selain dimakan
begitu saja isinya, juga sebagai bahan campuran pembuatan kue agar kue
punya aroma buah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar